Teknologi informasi semakin berkembang. Perkembangan tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sistem perdagangan, transaksi dan sistem informasi selama ini. Terutama di era internet ini, semua informasi terkirim dengan bebas melalui suatu jaringan dengan tingkat keamanan yang relatif rendah. Untuk itulah peranan teknologi keamanan informasi benar-benar dibutuhkan. Keamanan informasi (information security) merupakan bagian yang sangat penting dari sebuah sistem dalam jaringan komputer terutama yang terhubung dengan internet. Sebuah sistem yang mempermudah dan memanjakan pengguna tidak akan berguna tanpa didukung oleh sistem keamanan yang tinggi. Oleh karena itu, informasi atau data rahasia yang akan dikirim harus disandikan agar tidak dapat dibaca oleh orang lain.
Teknik untuk mengubah informasi yang dapat dibaca/teks asli (plaintext) menjadi kode-kode tertentu disebut sebagai enkripsi (encryption) dan hasilnya disebut chipertext. Sedangkan teknik untuk mengubah chipertext menjadi plaintext disebut dekripsi (decryption). Algoritma yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi adalah algoritma kriptografi (cryptographic algorithm) atau sering disebut chiper. Algoritma kriptografi ini bekerja dengan menggunakan kunci (key) seperti kata, nomor maupun frase tetentu. Jika dilakukan enkripsi pada plaintext yang sama dengan menggunakan kunci yang berbeda, maka akan menjadi chipertext yang berbeda [11].
Menurut Menezes et al. [10], Doraiswamy et al. [6] dan Kurniawan [9], kriptografi (cryptography) adalah seni dan ilmu pengetahuan untuk menjaga keamanan informasi. Orangnya disebut sebagai cryptographer. Kebalikan dari kriptografi adalah cryptanalysis, yaitu seni dan ilmu untuk memecahkan chipertext menjadi plaintext tanpa melalui cara yang seharusnya. Orangnya disebut sebagai cryptanalyst.
Source:
wan.khudri.com